Seperti magnet, aneka makanan itu menarik kami, para penghuni rumah. Satu per satu ambil posisi strategis mengelilingi meja makan. Celoteh meluncur dengan bebas sambil makan enak. Bagai penari, jari jemari tangan lincah bergerak dari satu hidangan ke hidangan lainnya, terkadang disertai tawa lepas dan lucu, sebagai latar musiknya.
Ekspresi wajah berubah takjub dan bibir
berucap “Wow!”, saat kisah di balik makanan keluarga dituturkan. Mulai
dari na niura khas batak yang mirip sashimi dari Jepang, sampai 30 ikon masakan
Indonesia yang sedang digadang-gadang oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Republik Indonesia. Salah satunya, rendang, yang jadi hidangan pilihan
versi pembaca CNN tahun 2011, it’s one of 50 CNN World’s Best Food!
Kemudian, rekan saya, Shanty Harmayn,
mengisahkan indahnya makan bersama di meja makan keluarga saat kanak-kanak. “Sopan santun
itu dimulai dari meja makan,” sambung saya. Kalimat ini jadi perenungan sesaat saat
makan bersama siang itu.
Saya tersadar, meja makan keluarga sudah
alih fungsi! Seorang teman mengaku, meja makan keluarganya sudah jadi “gudang”
camilan. Sementara meja makan seorang kawan di Medan justru jadi “lemari” obat
ayahnya. Belum lagi yang alih fungsi jadi meja kerja.
Sifat keguyubannya telah hilang, meja makan
disinggahi bila perlu saja. Tak ada lagi saat makan bersama yang bersambung
ceritanya. Padahal, seperti yang terjadi siang itu, makan bersama di meja makan keluarga Rasamasa menyatukan kami,
yang tak hanya berasal dari beragam latar belakang, selera, dan standar
kesopanan, melainkan juga generasi yang berbeda.
Mulai dari generasi junkie medsos,
generasi pager, angkatan 1990, hingga flower power generation
alias angkatan ’60-an—semua harmonis bercakap soal resep keluarga dan saling
menghargai, …the power behind food.
Keramaian meja makan di bulan Mei di
Rasamasa berlanjut. Apalagi bulan puasa sudah tiba.
Kumpul bareng di meja
makan, menikmati sajian enak resep keluarga, membuat meja makan beroleh kembali
maknanya.
Makan bersama di meja makan keluarga menjadi
momen yang mewah di mana makan diramaikan percakapan penghuni rumah lengkap
dengan tumpahan remah-remah hidangan yang tersaji.
Ada wajah nenek, kakek, ibu, bapak, anak
perempuan, anak lelaki, hingga cucu dan cicit yang jadi penerus rasa masa
selanjutnya. Rasa favorit dari setiap generasi, yang tumbuh dari kebiasaan
makan keluarga dan diturunkan lewat resep keluarga, adalah kekuatan yang
menyatukan, untuk saling memaafkan dan menjaga silatuhrahmi.
Sitta Manurung
Sitta Manurung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar