Suatu pagi, 10 hari sebelum November digantikan Desember, saat
sekotak susu cokelat hasil pasteurisasi menemani sarapan saya. Mata ini
bersirobok dengan sebuah judul artikel di koran Tempo (20 November
2013). Kerongkongan yang sudah basah seolah sekilat menguap dan sedikit
ketegangan terjadi. Bagaimana tidak, membaca judulnya saja saya sudah
terprovokasi: “Tempat Paling Jorok Di Dunia”.
Yang lebih membuat kaget, setelah membaca lebih lanjut,ternyata
tempat yang paling jorok itu justru ada di dalam rumah kita. Begini kata
Profesor John Oxford dalam artikel itu, “Justru rumah adalah tempat termudah
untuk terpapar penyakit infeksi.” Pria 71 tahun yang adalah Profesor bidang
virologi (ilmu tentang virus) dari St. Bartholomew’s and the Royal London
Hospital serta Queen Mary’s School of Medicine and Dentistry, Inggris, itu pun
melanjutkan,bahwa sumber infeksi ada di dapur, bukan toilet.
“Kok, bisa?” tanya saya dalam hati.
Ternyata, Oxford telah menggelar survei tingkat dunia di 18
negara dengan 18.162 responden, termasuk Indonesia.
Hasilnya
menyimpulkan, dapur tidak mendapat perhatian yang sama dengan toilet untuk
urusan kebersihan. Dibandingkan toilet, dapur lebih jarang dibersihkan.
Saya jadi teringat akan film serial TV kabel berjudul A
Gifted Man, yang berkisah tentang seorang dokter ahli saraf otak. Salah
satu episodenya bercerita, bagaimana kebocoran gas di dalam rumah bisa membuat
penghuninya mengalami delusi, karena saraf otaknya telah diracuni bakteri
akibat tidak bersihnya lingkungan rumah.
Tak terbantahkan, refleksi pun terjadi pada pagi itu. Saya tidak
ingin sendiri, wake up call ini semoga bisa menjadi sharing yang
berujung pada tindakan untuk mengatur ulang dapur kita. Yuk, kita
intip lagi, apa saja, sih, isi dapur Anda dan saya.
Bayangkan,
kalau tidak dibersihkan, bisa-bisa bahan-bahan makanan atau bumbu-bumbu yang
sudah kadaluwarsa masih menjadi penghuni setia di dapur.
Kalau sudah begini kuman makin dekat dengan anggota
keluarga, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar