Kerupuk #Merdeka
Lomba makan kerupuk ini memang
popular dan selalu saja hadir dalam salah satu lomba menyambut kemerdekaan
Indonesia.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, saat perayaan
agustusan lalu ikut lomba makan kerupuk. Tawa ibu Walikota yang renyah ini, tanpa
malu-malu melebarkan mulut untuk meraih sekaligus mengunyah kerupuk putih yang
digantung dengan seutas tali. Sungguh pemandangan yang membawa kesegaran
perayaan hari merdeka Indonesia kemarin. Pemimpin dan rakyatnya berbaur satu syukur atas merdekannya
negeri dari penjajah.
Lomba
makan kerupuk memang popular dan selalu saja hadir dalam salah satu lomba
menyambut kemerdekaan Indonesia. Sejumlah kerupuk akan digantung dengan tali secara
berjajar pada sebuah tali panjang sesuai jumlah peserta lomba. Para peserta akan
berlomba untuk memakan kerupuk masing-masing, dan pemenangnya adalah peserta
yang paling cepat memakan habis kerupuknya. Tantangannya, peserta tidak
diperbolehkan menggunakan tangan - dalam memakan kerupuk, hanya boleh menggunakan
mulutnya. Seru!
Sebetulnya, sejak kapan sih lomba yang sudah merakyat ini hadir dalam perayaan 17 Agustusan?
Sejarahwan JJ Rizal, pernah mengatakan bahwas tradisi lomba yang kerap menghiasi
perayaan HUT Kemerdekaan RI itu muncul pada tahun 1950-an, “ Masyarakat sendiri
yang memunculkan lomba-lomba itu sejak perayaan HUT Kemerdekaan RI yang
ke-5. Sebelumnya tidak ada lomba,” ujarnya.
Di Belanda
sendiri, memang ada permainan koekhappen.
Koekhappen berasal dari
kata koek berarti ‘kue’ dan happen berarti ‘menggigit’ (take a
bite). Lomba untuk anak-anak menggigit kue yang digantungkan pada seutas
tali. Siapa yang pertama berhasil menggigit dan menghabiskan kue akan jadi
pemenangnya. Setelah kita
merdeka, bisa jadi lomba ini jadi inspirasi, dengan menggantikan kue dengan
kerupuk.
Memang
sih Indonesia punya 1001 warna dan
rupa kerupuk, tidak perlu impor juga. Coba saja mampir ke Sidoarjo, kamu akan
jumpa sederetan penjual ragam kerupuk di sana. Makanan pelengkap ini juga dekat di hati
kita bukan? Saya jadi teringat seorang teman, yang punya tradisi
makan pakai kerupuk. Jangan harapkan dia akan makan nasi dan lauk pauknya tanpa
bunyi renyah kriuk..kriuk..kerupuk. Kerupuk memang makanan orang
Indonesia, tak peduli kaya atau miskin pasti kebanyakan suka makan bahan kriuk-kriuk ini.
Kalau Gus Mus lewat twitannya https://twitter.com/gusmusgusmu
menuliskan begini:
rasanya baru kemarin
sudah enampuluhsembilan tahun ternyata
dirgahayu indonesia!
belum saatnyakah kita
benar-benar merdeka?
Rasanya
untuk kerupuk pertanyaan Gus Mus sudah terjawab, dan pantaslah kalau dia dapat
kemeriahaan dan tepuk meriah di hari kemerdekaan negeri tak bertelinga ini
(judul film terbaru Lola Amaria). Tidak seperti beras yang makanan pokok anak negeri,
boro-boro merdeka malah negeri ini menggantungkan diri pada impor. Belum
saatnyakah kita benar-benar merdeka?
Sitta Manurung
Mohon maaf, seharusnya
publikasi 28 Agustus lalu, benar lupa benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar