Senin, 01 September 2014

Kerupuk#Merdeka



Kerupuk #Merdeka


Lomba makan kerupuk ini memang popular dan selalu saja hadir dalam salah satu lomba menyambut kemerdekaan Indonesia.


Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, saat perayaan agustusan lalu ikut lomba makan kerupuk. Tawa ibu Walikota yang renyah ini, tanpa malu-malu melebarkan mulut untuk meraih sekaligus mengunyah kerupuk putih yang digantung dengan seutas tali. Sungguh pemandangan yang membawa kesegaran perayaan hari merdeka Indonesia kemarin.  Pemimpin dan rakyatnya berbaur satu syukur atas merdekannya negeri dari penjajah.

Lomba makan kerupuk memang popular dan selalu saja hadir dalam salah satu lomba menyambut kemerdekaan Indonesia. Sejumlah kerupuk akan digantung dengan tali secara berjajar pada sebuah tali panjang sesuai jumlah peserta lomba. Para peserta akan berlomba untuk memakan kerupuk masing-masing, dan pemenangnya adalah peserta yang paling cepat memakan habis kerupuknya. Tantangannya, peserta tidak diperbolehkan menggunakan tangan - dalam memakan kerupuk, hanya boleh menggunakan mulutnya. Seru!

Sebetulnya,  sejak kapan sih lomba yang sudah merakyat ini hadir dalam perayaan 17 Agustusan? Sejarahwan JJ Rizal, pernah mengatakan bahwas tradisi lomba yang kerap menghiasi perayaan HUT Kemerdekaan RI itu muncul pada tahun 1950-an, “ Masyarakat sendiri yang memunculkan lomba-lomba itu sejak perayaan HUT  Kemerdekaan RI yang ke-5. Sebelumnya tidak ada lomba,” ujarnya.
Di Belanda sendiri, memang ada permainan koekhappen. Koekhappen berasal dari kata koek berarti ‘kue’ dan happen berarti ‘menggigit’ (take a bite). Lomba untuk anak-anak menggigit kue yang digantungkan pada seutas tali. Siapa yang pertama berhasil menggigit dan menghabiskan kue akan jadi pemenangnya. Setelah kita merdeka, bisa jadi lomba ini jadi inspirasi, dengan menggantikan kue dengan kerupuk.
Memang sih Indonesia punya 1001 warna dan rupa kerupuk, tidak perlu impor juga. Coba saja mampir ke Sidoarjo, kamu akan jumpa sederetan penjual ragam kerupuk di sana. Makanan pelengkap ini juga dekat di hati kita bukan? Saya jadi teringat seorang teman, yang punya tradisi makan pakai kerupuk. Jangan harapkan dia akan makan nasi dan lauk pauknya tanpa bunyi renyah kriuk..kriuk..kerupuk. Kerupuk memang makanan orang Indonesia, tak peduli kaya atau miskin pasti kebanyakan suka makan bahan kriuk-kriuk ini.

Kalau Gus Mus lewat twitannya  https://twitter.com/gusmusgusmu menuliskan begini:
rasanya baru kemarin
sudah enampuluhsembilan tahun ternyata
dirgahayu indonesia!
belum saatnyakah kita
benar-benar merdeka?

Rasanya untuk kerupuk pertanyaan Gus Mus sudah terjawab, dan pantaslah kalau dia dapat kemeriahaan dan tepuk meriah di hari kemerdekaan negeri tak bertelinga ini (judul film terbaru Lola Amaria). Tidak seperti beras yang makanan pokok anak negeri, boro-boro merdeka malah negeri ini menggantungkan diri pada impor. Belum saatnyakah kita benar-benar merdeka?


Sitta Manurung
Mohon maaf, seharusnya publikasi 28 Agustus lalu, benar lupa benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar